Sabtu, 18 Januari 2020

Cetan part 1



Hai, aku Intan
              Ini adalah tulisan pertama ku di tahun 2020, wah sudah tahun 2020 saja ya. Waktu begitu cepat saja. Kali ini aku akan berbagi kisah tentang sahabat/ mungkin bias dibilang mantan sahabat. Pasti terdengar agak asing karna sebagian orang jika berteman selama nya dialah teman nya walaupun berbagai macam masalahnya. Tapi itu lain dengan ku aku menggangap jika dia tidak baik untuk ku, merugikan ku, menyakitiku, oke cukup disitu kita berteman selepasnya jangan berhubungan lagi dengan ku, mungkin orang berfikir aku orang nya kaku banget atau gak mau memaafkan masalah orang. Aku orang nya lurus aja sekali dua kali oke, jika dia salah aku mencoba memahaminya dan mencoba memaafkannya, tapi ini sangat- sangat lah fatal bagiku.

              Di tahun 2016 aku masuk sebagai mahasiswa baru di salah satu universitas negeri di kota Pekanbaru, Riau. Awal aku masuk aku sangat dekat dengan salah satu teman wanita, sangking dekatnya aku dengan nya aku tak segan- sengan untuk sering kerumah nya, sampai suatu ketika aku membawa orang tua ku untuk berkunjung kerumahnya, sekedar untuk bersilahturahmi saja. Dari situ hubungan kami sangat- sangat lah dekat. Semua masalah ku dan masalah nya aku tahu semua. Kami sering bertukar cerita, pendapat dan semua berjalan dengan baik dan Bahagia. Hingga masalah terjadi muncul, awalnya aku memendam rasa karena semenjak bertemannya banyak sekali hal- hal yang ku anggap gak normal itu dia anggap normal dan itu terjadi dengannya, awal nya aku berpikir positif karena dia anak kota, apalah daya aku yang dari kampung ini. Aku mulai resah saat setiap hari aku selalu menjemput dan mengantar setiap dia ke kampus, alasannya tidak ada kendaraan di rumah, aku maklumi saja karena memang anak mamak nya banyak dan kendaraan di rumah hanya 2. Setelah itu resah ku semakin menjadi- jadi saat aku merasa yang bayar dia makan siang itu selalu aku, awalnya aku memang yang beriktikat baik untuk yang mentraktir tapi gak setiap hari dong pikir ku. Dan akhirnya setelah banyak kejadian- kejadian yang seharusnya aku menyadari dari awal itu merupakan bukan pertemanan yang tidak sehat, akhirnya aku memuncak setelah kejadian Fotokopi buku, yah memang terkesan aneh hanya fotokopi buku.

              Di siang hari yang terik setelah kami selesai mata kuliah, salah satu sipen mata kuliah tersebut berteriak “wee, kita di suruh fotokopi buku ini tebel bgt njirr “. Teman- teman lain menyeletuk “ aku nitip we yang mau fotokopi”, karena banyak banget yang nitip. Akhirnya teman aku ini dia menawarkan dirinya untuk yang memegang kendali fotokopian buku itu, aku sudah memprediksi ibasnya ke aku. Dan itu terbukti benar, dia meminta ku mengantarkan ketempat fotokopian lalu meminjam uang aku untuk sebagai pembayaran awal buku itu, dan parah nya lagi aku yang mengambil buku tersebut ke fotokopian yang sebanyak itu tidak bias aku bawa dengan menggunakan sepeda motor. Awalnya aku bersabar, namun aku mulai marah dengannya setelah aku mengetahui bahwa teman- teman dikelas sudah membayarnya lunas, dan harga yang di patok rupanya lebih mahal dari harga aslinya, perihal itu aku tak peduli, yang aku pedulikan adalah uang aku tidak di kembalikan oleh nya sudah 3 bulan sejak pembayaran. Aku sebagai mahasiswa perantauan dan ngekos tentu sangat membutuhkan uang tersebut.

              Akhirnya aku mulai muak dan kesal dengannya karena itu uang amat besar bagiku, dan ia tak kunjung membayarnya. Aku mulai menjauhinya dan mengacuhkannya, setelah berapa lama dia merasa. Dan ketika itu waktu habis ujian semester aku ingat, aku di kumpulkan oleh salah satu teman aku, lalu kami duduk di bawah pohon depan jurusan disana, dia menangis dan meminta maaf perihal uang itu, dia beralasan uangnya di curi, dan aku tidak mudah percaya, karena dia mempunyai keuntungan dari hasil fotokopian itu banyak setengah dari nilai uang yang di pinjamnya dariku, kemudian dia berjanji akan mengembalikan uang itu secepatnya, waktu pun berjalan dia mulai mengansur- ansur. Namun aku melakukan kesalahan aku lupa mencatat uang- uang yang dia berikan padauk, hingga jumlahnya tidak jelas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ada Apa Dengan Kopi (AADK)- Cerita Kopi

Coffe & eatery di surabaya   Ada Apa Dengan Kopi (AADK) berlokasi di Jalan Tegalsari Nomor 24, Kedungdoro, Tegalsari, Surabaya, Jawa...